KESUKSESAN TIDAK AKAN DENGAN SENDIRINYA, KESUKSESAN HARUSLAH DIJEMPUT DENGAN USAHA DAN DOA
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Bunda Dan Bundaku

BUNDAKU DAN BUNDA KU
Karya: MIHRAH
Nara...Nara...,ayo bangun sayang.Hari sudah siang,nanti kamu terlambat.Dengan mata yang masih mengantuk,Nara mencoba bangun kemudian dia termenung sesaat dan berkata dalam hatinya,’’mengapa bukan Bunda yang pertama kali kulihat,ketika aku mulai menatap matahari’’ .Namun,tiba-tiba dia tersadar dari lamunannya ketika Ayahnya mengajaknya untuk segera mandi.
Selesai mandi,Nara sarapan pagi bersama Ayahnya,satu-satunya orang yang ia punyai saat ini setelah Bundanya tiada.Nara,kamu berangkat bersama Ayah.
‘’iya Ayah’’,balas Nara.Sesampainya di sekolah,Nara langsung masuk kelas dan duduk di tempat duduknya.Seperti biasa,Nara kembali mengingat kembali kejadian yang telah merenggut nyawa Bundanya. Waktu itu Nara masih berumur 6 tahun ketika ia bersama orang tuanya mengalami kecelakaan,dimana kecelakaan itu yang telah merenggut nyawa Bundanya.Kini,Naratelah berumur 8 tahun.Waktu 2 tahun tidak membuatnya melupakan kejadian itu.
Di sekolah,Nara termasuk anak yang pandai.Namun,semenjak kejadian itu,prestari Nara menurun. Dia lebih banyak termenung di banding bergaul dengan temannya.
Teng ........Teng........Teng........
Jam pelajaran telah usai.Seperti biasa,Nara langsung pulang bersama sopirnya.Sesampainya di rumah,Nara langsung masuk kamar kemudian memandangi fotonya bersama Ayah dan Bundanya.Tiba –tiba Bibi memanggilnya,’’Non...makanan sudah siap’’,kata Bibi sambil mengetuk pintu kamar Nara.
‘’Iya tunggu sebentar Bi’’.Setelah ganti pakaian,Nara lalu turun untuk makan.Selesai makan,Nara pergi jalan-jalan di kompleks sekitar rumahnya.sebelum magrib.Nara sudah pulang dan ketika pukul 21.00 WIB,Nara sudah tidur. Ia tidak pernah menunggu Ayahnya karena Ayahnya baru akan pulang ketika hari sudah larut malam.
Besok hari minggu,Nara akan pergi berziarah ke makam Bundanya.Tak lupa ia membeli mawar putih kesukaan Bundanya dan membawa album foto kenangannya bersama Bundanya.Sesampainya di makam,air mata Nara tak terbendung lagi.Ia pun menangis sambil menceritakan kisah hidupnya semenjak Bundanya tiada. Tak terasa hari semakin siang,matahari seakan-akan membakar apa saja yang ada di hadapannya.Sebelum pulang,Nara selalu menyanyikan sebuah lagu untuk Bundanya.Dengan air mata yang membanjiri pipinya bagaikan kota Jakarta yang habis di guyur hujan,Nara pun menyanyi.
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
                                    Jiwa raga dan seluruh hidup 
                                    Rela dia berikan
            Kata mereka diriku selalu dimanja
            Kata mereka diriku selalu ditimang
                                    Ooh Bunda ada dan tiada dirimu
                                    Kan selalu ada di dalam hatiku...........
            ‘’Bunda,Nara pulang dulu’’,Ucap Nara sambil mencium nisan Bundanya.Di tengah perjalanan,Nara melihat sosok Bundanya.Namun,semua itu tiba-tiba sirna ketika Bibi memanggilnya.
            Non.... ...Non.......,dari mana saja?
            ‘’Maaf Bi,Nara dari makam Bunda’’,Jawab Nara dengan wajah yang masih bingung dengan sosok Bundanya yang barusan ia lihat.
            ‘’Ayo pulang Non!Bapak ingin bicara’’,Ucap Bibi.
            ‘’Iya Bi’’,Tukas Nara.
            Sesampainya di rumah,Nara langsung ke ruang kerja Ayahnya.’’Nara,belakangan ini Ayah lihat nilai kamu menurun.Jadi,Ayah berfikir untuk mencarikanmu guru privat’’,Kata Ayahnya sambil membelai rambut Nara.Sebagai anak yang patuh,Nara setuju-setuju saja.
            Terima kasih Nara, kamu mau dengar kata ayah
            Keesokan harinya, guru privat itu datang bersama ayahnya. Betapa kagetnya Nara melihat guru itu. Ternyata wanita yang kemarin ia lihat itu benar-benar ada dan kini akan mengajar dirinya
            “Nara, ini Ibu Dyna. Dia yang akan menjadi guru privatmu” kata Ayahnya
            Nara bertambah kaget lagi karena nama wanita itu juga sama dengan nama Bundanya. Sejenak ia berfikir, “apakah wanita itu adalah wanita yang diutus Bunda untuk dirinya?”Nara...............,” ucap Ayahnya yang membuat dirinya tersadar.
            “iya Ayah, ada apa?”
            “Nara, Ayah akan kembali ke kantor. Semoga kamu menyukai gurumu itu.”
            “iya Ayah”
            Tidak terasa sudah hampir 2 bulan,Nara di ajar oleh Ibu Dyna.Nilai Nara pun sudah beranjak baik dan ia pun semakin akrab dengan gurunya itu.
            Suatu hari,Nara berbicara dengn Ayahnya.Ia meminta Ayahnya untuk menikah dengan Ibu Dyna.Dengan wajah setengah tidak percaya,Ayah Nara berkata,’’Nara,apa kamu serius dengan ucapanmu itu’’?
            ‘’Iya, Ayah’’,Jawab Nara meyakinkan Ayahnya.
            Baik Nara,Ayah akan lakukan itu jika itu akan membuatmu ceria lagi.Tapi,Ayah harap kamu tidak melakukan itu hanya semata-mata karena ia mirip Bundamu.
            ‘’Tentu tidak Ayah’’,Jawab Nara lagi.
            Keesokan harinya,Nara bersama  Ayahnya datang menemui Ibu Dyna kemudian mengutarakan maksud kedatangan mereka.
            Dengan wajah yang berseri,Ibu Dyna menerima lamaran itu karena ia juga sangat sayang dengan Nara.
            Akhirnya Ayah Nara dan Ibu Dyna menikah.Mereka menikah di hadapan makam Bunda Nara atas permintaan Nara sendiri.Sejak pernikahan Ayahnya dengan Ibu Dyna,Nara tidak pernah bersedih lagi.Ia begitu menyayangi Ibu Dyna seperti Ia menyayangi Bundanya. Ia juga memanggil Ibu Dyna dengan panggilan Bunda.
BUNDA................................... I LOVE YOU
Mihrah ( 23)
XII IA 2
 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar